Rabu, 25 Maret 2015

--)COKLAT(--





Berjalan ditengah rintik hujan, dia sedikit mempercepat laju jalannya. Berpikir apa yang akan diberikannya besok, dia tak tahu apa-apa. Tiba-tiba motor melewati sebuah genangan air dengan cepat hingga kazuma terkena semburan air dari genangan itu. bajunya basah kuyup. Tiba-tiba hujan berhenti disekitarnya. Ternyata ada seseorang yang melindunginya dengan payung.

***

Sendiri adalah kata yang paling cocok dengan dirinya. Berdiam di sisi tergelap kelas, tak mendapat perhatian. Terlihat seperti anti sosial, padahal dia ingin mendapatkan teman. Namun tak bisa. Kegelapan didalam hatinya sudah membuatnya sulit berinteraksi dengan orang lain. Hatinya sudah dihalangi oleh tembok berlin. Ekspresinyapun dingin, seolah hatinya berada di kutub utara.

Sedinging apapun seseorang, pasti akan ada mentari yang melelehkan kutub di hatinya. Kini, hati kazuma dipenuhi oleh cairan cinta yang memenuhi seluruh lubuk hatinya. Fei, dialah wanita yang berhasil melelehkan es abadi di hati Kazuma. Bagaikan global warming, setidaknya hati Kazuma sedikit lebih hangat, waktu ke waktu.

14 februari, seperti biasa, dia sedang berteduh disebuah pohon rindang nan nyaman. Dia benar-benar terdiam dalam sebuah lamunan. Namun lamunan itu buyar, karena ada seorang wanita yang menyapanya. Wanita itu pun menyembunyikan sesuatu dibelakangnya. Wanita itu adalah Fei.

“Hai kazuma.” Salam Fei
“oh … um, halo Fei.” Ucap Kazuma agak terbata-bata
“kau tahu hari apa ini?” tnya Fei
“hari selasa?” jawab Kazuma
“ada yang lebih spesial” kata Fei sambil tersenyum
“apa itu?” tanya kazuma kebingungan

Fei menjawabnya dengan memberi Kazuma sekotak coklat.

Semenjak kejadian itu, mereka berdua sering sekali bersama. Saling bercerita, makan siang dia atap, mengerjakan tugas bersama, dan pulang bersama. Mereka jadi pasangan yang sangat romantis dalam satu bulan. Akhirnya, matahari itu benar-benar dekat dengan pluto.

Satu bulan berjalan, besok adalah tanggal 14 maret. Berarti besok adalah white day. Kazuma ingin sekali membalas coklat yang diberikan oleh Fei.


“apa yang harus kuberikan ya?” tanya kazuma pada dirinya sendiri.
“tentu saja coklat putih.” Celetuk sahabatnya Ryuzuki
“aku ingin yang berbeda.” Ucap Kazuma
“putih ya? Bagaimana jika kau menyusun sebuah menara tinggi dari gigi yang kau kumpulkan dari orang yang kau bunuh?” ujar Ryuzuki.
“kau gila! Aku tak akan membunuh orang….” kata Kazuma
“Lagi….” Kazuma melanjutkan perkataannya secara tiba-tiba
“sudahlah, apa susahnya memberinya coklat?” Kata Ryuzuki sedikit persuasif
“baiklah ….” Kata kazuma.

***

Hari ini adalah tanggal 14 maret. White day, hari dimana para lelaki membalas kebaikan para wanita yang telah memberikan mood booster dan makanan kesukaan semua kalangan. Juga pertanda rasa cinta yang dibalut warna dan rasa yang tak tertahankan, yaitu COKLAT. Namun kali ini coklat yang diberikan memiliki warna yang berbeda, yaitu coklat putih. Itulah mengapa hari ini disebut “Hari Putih”.

Kali ini Kazuma bersama Fei, pergi ke atap sekolah bersama. Fei sedikit pendiam hari itu, dan kazuma berpikir karena Fei sedang memikirkan hadiah yang akan diberikan kazuma.

“hei Fei, kau terlihat sedikit pucat.” Kata kazuma
“hehe, aku hanya tidak fit.” Balas Fei.

Mendengar Fei sedang tidak fit, kazuma mengurungkan niatnya memberikan hadiah itu.

“apa itu?” tanya Fei menunjuk ke belakang Kazuma.
“tak ada apa-apa.” Jawab Kazuma.
“oh, seandainya aku bisa merasakan cinta ini lebih lama, aku akan sangat bahagia.” Ujar Fei
“apa yang kau katakan? Kita akan bersama … selalu!” kata Kazuma sambil memegangi tangan Fei
“kita akan bersama, jika aku bisa ….” Ucap Fei
“Kau pasti bisa! Kita pasti bisa!!!” pegangan tangan kazuma semakin erat untuk membuktikan bahwa dia bersungguh-sungguh.
“kazuma, kau adalah orang yang baik.” Kata Fei mencium bibir kazuma secara tiba-tiba.

Kazuma terkaget, lalu membalas ciuman tersebut. Dua bibir yang saling bertemu itu adalah saat yang tak akan dilupakan Kazuma. Ciuman itu tiba-tiba terhenti karena Fei menghilang. Dalam sekejap.

“Fei?” kazuma bingung.

Kazuma berlari menembus lorong-lorong kelas yang padat dipenuhi siswa yang sedang berbincang satu sama lain hingga akhirnya dia sampai di kelas.

“apa kau melihat Fei?” tannya Kazuma ke Ryuzuki
“Fei? Bukannya dia tak masuk?”  kata Ryuzuki bingung?
“Fei tak masuk? Berarti yang tadi?!” Kazuma bingung
“Terima kasih Ryu!” Kazuma pun melesat meninggalkan kelas, tidak! Dia melesat meninggalkan sekolah menuju Rumah Fei. Dia sudah tak perduli apa kata guru, dia terus melesat seperti cheetah yang sedang mengejar mangsanya.

Didepan rumah Fei, sebuah karangan bunga sedang dipasang. Kazuma hanya bisa pasrah, menjatuhkan kotak coklatnya, dan lalu berjalan perlahan menuju rumahnya.

Disanalah, keluarga yang sedang berduka cita. Jasad Fei terbarng kaku dengan kulit yang pucat. Disitulah kazuma benar-benar lesu. Tiba-tiba seseorang menepuk pundak kazuma.

“ano, apakah kau orang yang bernama kazuma?” terdengar suara wanita dari belakang.

Sebelum menoleh, kazuma mengelap air mata yang sudah membanjiri pipinya.

“um… ya… ada apa?” tanya kazuma
“ini adalah surat yang ditujukan untukmu.”

“Untuk Kazuma

Um, hai Kazuma, mungkin saat kau menerima ini aku sudah tak ada. Jangan menangis, aku sangat bersyukur mendapatkan lelaki sepertimu. Satu bulan ini merupakan hari-hari terindah yang pernah aku dapatkan. Jika saja aku tak memiliki penyakit leukeumia ini, Aku tak ingin hari-hari seperti itu berakhir begitu saja. Sungguh, aku tak ingin pergi darimu. Kau adalah segalanya bagiku. Tak ada satu orang pun yang berhasil mendapatkan hatiku. Kau adalah orang yang sangat spesial bagiku. Tolong jangan menangis, karena aku ingin sekali melihatmu bahagia dari alam sana. Aku yakin kita kan bertemu lagi suatu hari nanti. Aku tunggu J

Dari diriku yang akan sangat merindukanmu

FEI”

Aliran deras pun benar-benar membasahi pipi kazuma hingga membasahi baju seragamnya juga. Dia hanya bisa terpaku dan menangis karena surat pertama dan terakhir yang ditujukan padanya dari Fei.

“maafkan aku Fei.”
“aku tak bisa tak menangisi kepergianmu.”

Kazuma mendekati tubuh Fei yang sedang terbaring kaku namun masih terlihat cantik.

“ini adalah satu-satunya yang bisa kuberikan. Terimalah.” Kazuma meletakan kotak coklat itu diatas tangan Fei bersama dengan air matanya yang tak kunjung habis.
“Maafkan aku jika selama ini aku belum bisa membalaskan hadiah coklatmu waktu itu.” kata kazuma sambil menangis
“dan juga aku belum sempat berterima kasih karena sudah berhasil mengetuk pintu hatiku.” Lanjutnya
“dan Terima kasih untuk segalanya….” Tangisan Kazuma semakin menjadi-jadi dan semakin tak tertahankan. itulah yang bisa kazuma lakukan. Untuknya, Fei adalah orang yang sangat spesial.

***

1 Bulan berlalu, Kazuma kembali berdiam di sisi tergelap kelas Fanfict. Namun kali ini dia memiliki lebih banyak teman karena berita tentang pilihannya untuk meninggalkan sekolah saat jam belajar langsung menyebar luas.

Kazuma memberikan rumah Fei hadiah berupa coklat putih yang berbentuk huruf-huruf yang jika di satukan akan membentuk tulisan:

“TERIMA KASIH FEI.”

---THE END---

1 komentar:

Pages