Berjalan
ditengah rintik hujan, dia sedikit mempercepat laju jalannya. Berpikir apa yang
akan diberikannya besok, dia tak tahu apa-apa. Tiba-tiba motor melewati sebuah
genangan air dengan cepat hingga kazuma terkena semburan air dari genangan itu.
bajunya basah kuyup. Tiba-tiba hujan berhenti disekitarnya. Ternyata ada
seseorang yang melindunginya dengan payung.
***
Sendiri
adalah kata yang paling cocok dengan dirinya. Berdiam di sisi tergelap kelas,
tak mendapat perhatian. Terlihat seperti anti sosial, padahal dia ingin
mendapatkan teman. Namun tak bisa. Kegelapan didalam hatinya sudah membuatnya
sulit berinteraksi dengan orang lain. Hatinya sudah dihalangi oleh tembok
berlin. Ekspresinyapun dingin, seolah hatinya berada di kutub utara.
Sedinging
apapun seseorang, pasti akan ada mentari yang melelehkan kutub di hatinya.
Kini, hati kazuma dipenuhi oleh cairan cinta yang memenuhi seluruh lubuk
hatinya. Fei, dialah wanita yang berhasil melelehkan es abadi di hati Kazuma.
Bagaikan global warming, setidaknya hati Kazuma sedikit lebih hangat, waktu ke
waktu.
14 februari,
seperti biasa, dia sedang berteduh disebuah pohon rindang nan nyaman. Dia
benar-benar terdiam dalam sebuah lamunan. Namun lamunan itu buyar, karena ada
seorang wanita yang menyapanya. Wanita itu pun menyembunyikan sesuatu
dibelakangnya. Wanita itu adalah Fei.
“Hai
kazuma.” Salam Fei
“oh … um,
halo Fei.” Ucap Kazuma agak terbata-bata
“kau tahu
hari apa ini?” tnya Fei
“hari
selasa?” jawab Kazuma
“ada yang
lebih spesial” kata Fei sambil tersenyum
“apa itu?”
tanya kazuma kebingungan
Fei menjawabnya dengan memberi Kazuma sekotak coklat.
Semenjak
kejadian itu, mereka berdua sering sekali bersama. Saling bercerita, makan
siang dia atap, mengerjakan tugas bersama, dan pulang bersama. Mereka jadi
pasangan yang sangat romantis dalam satu bulan. Akhirnya, matahari itu
benar-benar dekat dengan pluto.
Satu bulan berjalan,
besok adalah tanggal 14 maret. Berarti besok adalah white day. Kazuma ingin
sekali membalas coklat yang diberikan oleh Fei.
“apa yang
harus kuberikan ya?” tanya kazuma pada dirinya sendiri.
“tentu saja
coklat putih.” Celetuk sahabatnya Ryuzuki
“aku ingin
yang berbeda.” Ucap Kazuma
“putih ya?
Bagaimana jika kau menyusun sebuah menara tinggi dari gigi yang kau kumpulkan
dari orang yang kau bunuh?” ujar Ryuzuki.
“kau gila!
Aku tak akan membunuh orang….” kata Kazuma
“Lagi….”
Kazuma melanjutkan perkataannya secara tiba-tiba
“sudahlah,
apa susahnya memberinya coklat?” Kata Ryuzuki sedikit persuasif
“baiklah ….”
Kata kazuma.
***
Hari ini
adalah tanggal 14 maret. White day, hari dimana para lelaki membalas kebaikan
para wanita yang telah memberikan mood booster dan makanan kesukaan semua
kalangan. Juga pertanda rasa cinta yang dibalut warna dan rasa yang tak
tertahankan, yaitu COKLAT. Namun kali ini coklat yang diberikan memiliki warna
yang berbeda, yaitu coklat putih. Itulah mengapa hari ini disebut “Hari Putih”.
Kali ini
Kazuma bersama Fei, pergi ke atap sekolah bersama. Fei sedikit pendiam hari
itu, dan kazuma berpikir karena Fei sedang memikirkan hadiah yang akan
diberikan kazuma.
“hei Fei,
kau terlihat sedikit pucat.” Kata kazuma
“hehe, aku
hanya tidak fit.” Balas Fei.
Mendengar
Fei sedang tidak fit, kazuma mengurungkan niatnya memberikan hadiah itu.
“apa itu?”
tanya Fei menunjuk ke belakang Kazuma.
“tak ada
apa-apa.” Jawab Kazuma.
“oh,
seandainya aku bisa merasakan cinta ini lebih lama, aku akan sangat bahagia.”
Ujar Fei
“apa yang
kau katakan? Kita akan bersama … selalu!” kata Kazuma sambil memegangi tangan
Fei
“kita akan
bersama, jika aku bisa ….” Ucap Fei
“Kau pasti
bisa! Kita pasti bisa!!!” pegangan tangan kazuma semakin erat untuk membuktikan
bahwa dia bersungguh-sungguh.
“kazuma, kau
adalah orang yang baik.” Kata Fei mencium bibir kazuma secara tiba-tiba.
Kazuma
terkaget, lalu membalas ciuman tersebut. Dua bibir yang saling bertemu itu
adalah saat yang tak akan dilupakan Kazuma. Ciuman itu tiba-tiba terhenti
karena Fei menghilang. Dalam sekejap.
“Fei?”
kazuma bingung.
Kazuma
berlari menembus lorong-lorong kelas yang padat dipenuhi siswa yang sedang
berbincang satu sama lain hingga akhirnya dia sampai di kelas.
“apa kau
melihat Fei?” tannya Kazuma ke Ryuzuki
“Fei?
Bukannya dia tak masuk?” kata Ryuzuki
bingung?
“Fei tak
masuk? Berarti yang tadi?!” Kazuma bingung
“Terima
kasih Ryu!” Kazuma pun melesat meninggalkan kelas, tidak! Dia melesat
meninggalkan sekolah menuju Rumah Fei. Dia sudah tak perduli apa kata guru, dia
terus melesat seperti cheetah yang sedang mengejar mangsanya.
Didepan
rumah Fei, sebuah karangan bunga sedang dipasang. Kazuma hanya bisa pasrah,
menjatuhkan kotak coklatnya, dan lalu berjalan perlahan menuju rumahnya.
Disanalah,
keluarga yang sedang berduka cita. Jasad Fei terbarng kaku dengan kulit yang
pucat. Disitulah kazuma benar-benar lesu. Tiba-tiba seseorang menepuk pundak
kazuma.
“ano, apakah
kau orang yang bernama kazuma?” terdengar suara wanita dari belakang.
Sebelum
menoleh, kazuma mengelap air mata yang sudah membanjiri pipinya.
“um… ya… ada
apa?” tanya kazuma
“ini adalah
surat yang ditujukan untukmu.”
“Untuk Kazuma
Um, hai
Kazuma, mungkin saat kau menerima ini aku sudah tak ada. Jangan menangis, aku
sangat bersyukur mendapatkan lelaki sepertimu. Satu bulan ini merupakan
hari-hari terindah yang pernah aku dapatkan. Jika saja aku tak memiliki
penyakit leukeumia ini, Aku tak ingin hari-hari seperti itu berakhir begitu
saja. Sungguh, aku tak ingin pergi darimu. Kau adalah segalanya bagiku. Tak ada
satu orang pun yang berhasil mendapatkan hatiku. Kau adalah orang yang sangat
spesial bagiku. Tolong jangan menangis, karena aku ingin sekali melihatmu
bahagia dari alam sana. Aku yakin kita kan bertemu lagi suatu hari nanti. Aku
tunggu J
Dari diriku
yang akan sangat merindukanmu
FEI”
Aliran deras
pun benar-benar membasahi pipi kazuma hingga membasahi baju seragamnya juga.
Dia hanya bisa terpaku dan menangis karena surat pertama dan terakhir yang
ditujukan padanya dari Fei.
“maafkan aku
Fei.”
“aku tak
bisa tak menangisi kepergianmu.”
Kazuma
mendekati tubuh Fei yang sedang terbaring kaku namun masih terlihat cantik.
“ini adalah
satu-satunya yang bisa kuberikan. Terimalah.” Kazuma meletakan kotak coklat itu
diatas tangan Fei bersama dengan air matanya yang tak kunjung habis.
“Maafkan aku
jika selama ini aku belum bisa membalaskan hadiah coklatmu waktu itu.” kata
kazuma sambil menangis
“dan juga
aku belum sempat berterima kasih karena sudah berhasil mengetuk pintu hatiku.”
Lanjutnya
“dan Terima
kasih untuk segalanya….” Tangisan Kazuma semakin menjadi-jadi dan semakin tak
tertahankan. itulah yang bisa kazuma lakukan. Untuknya, Fei adalah orang yang
sangat spesial.
***
1 Bulan
berlalu, Kazuma kembali berdiam di sisi tergelap kelas Fanfict. Namun kali ini
dia memiliki lebih banyak teman karena berita tentang pilihannya untuk
meninggalkan sekolah saat jam belajar langsung menyebar luas.
Kazuma
memberikan rumah Fei hadiah berupa coklat putih yang berbentuk huruf-huruf yang
jika di satukan akan membentuk tulisan:
“TERIMA
KASIH FEI.”
---THE
END---
OwO
BalasHapusBtw admin disini siapa ?