part 5 "KEJAHATAN SEMPURNA?"
….
Aku tiba di hotel pukul 12 tepat. Segera aku
menanyakan resepsionis mengenai keberadaan gadis dengan pakaian merah. Ternyata
mereka langsung memberiku kamar nomor 61. Dia benar, nilai dari Ace bisa
bernilai 10 atau 11 sesuai keinginan pemain. Sial kenapa aku bisa lupa. Aku
segera pergi ke kamar lantai atas yang kelihatannya mahal. Aku sudah punya
perkiraan siapa pelakunya.
Begitu tiba di kamar lantai atas, aku segera
membuka kunci. Di kamar itu ruangan gelap, sang gadis sedang duduk menghadap ke
jendela besar. Dia duduk menghadap ke bulan. Aku segera menghampirinya.
“Sudah main-mainnya Erika.” aku menariknya namun
dia terjatuh, kepalanya lepas.
Tenyata itu hanyalah manekin yang didandani gaun
merah. Aku mendengar suara tepuk tangan dari bayang-bayang kegelapan di
belakangku. Di sana gadis dengan gaun merah sebenarnya muncul.
“Suprise-suprise Akhirnya kau bisa juga memecahkan
misteri ini. Dan nampaknya kau juga bisa menebak siapa aku.” kata Erika.
Aku mendengus “Aku tahu itu kau, kau yang pertama
kupikir saat ada penelepon gelap. Memang aksenmu sangat bagus, aku sukar
mengenalinya. Tapi, kau pikir bisa menyembunyikannya dariku.”
“Terimakasih, aku sengaja melatihnya.” Erika
mendeham.
“Lalu deskripsi dari dari orang-orang mengingatkanku
akan dirimu. Kau juga bersekongkol dengan penjaga kafe itu. Mana mungkin ada
pelayan kafe perempuan jaga sendirian malam-malam. Dia bersamamu bukan? Novelis
yang ada di sana juga sepertinya bekerja sama denganmu. Kau tahu kakak
perempuanmu itu aktingnya sangat meyakinkan, dia juga improvisasi ketika tahu
kalau aku salah menebak arti kartu As. Aku hampir tidak bisa mengenalinya”
kataku “petunjuk terhebat adalah 'Kidagawa' siapa tuh? Cuma kamu yang bisa
bikin lelucon gajelas kayak gini.”
“Wah, kau sangat mengenalku ya?”
“Tentu saja, kita sudah lama pacaran. Cuma
sebenarnya apa alasannya?” kataku.
“Lho, sudah jelas, cewek cowok kamar hotel..
memangnya apa yang mereka lakukan.”
“Ehh!!!” Aku mundur ketika dia mendekat cepat,
menatap mataku dengan matanya yang tajam dan nakal seperti mata kucing. Hanya
ada beberapa senti antara wajah kami. Bau parfum tajam menusuk hidungku.
Erika tertawa keras “hahaha, bercanda.. jangan
kesenangan begitu. Nih, foto-foto waktu tujubelasan di kampung. Lalu foto bayi
waktu kau telanjang. Akut idak tahu ini foto kapan, tapi kamu lagi pakai
daster. Kamu cantik juga jadi perempuan.”
“Woi, siapa yang kesenangan.” Aku berlari mengambil
foto-foto itu selama Erika melemparkannya.
Tiba-tiba raut wajah Erika berubah serius “kalau
begitu, bisakah kau beritahu motif kenapa aku melakukan ini?”
“Itu yang ingin aku ketahui.” kataku.
“Hmm.. memang ada yang disebut kejahatan sempurna.
Tapi kejahatan tidak harus sempurna. Kadang dia sederhana. Kadang tidak perlu
rasional. Kau belum mengenalku dengan baik Alf. Kau hanya mengetahui luarnya
aku. Pernahkah kau memikirkan apakah ayah ibumu itu ayah ibu asli.”
Aku mengerutkan kening “apa maksudmu?”
“Ayah Ibumu tidak seperti yang kau pikirkan. Mereka
adalah ilmuan. Mereka bekerja untuk pemerintah suatu negara besar. Mereka
berusaha membuat gen unggulan. Kami melakukan penelitian tentang gen itu.
Terutama hasil dari eksperimen mereka. Yaitu kau.” Erika mengeluarkan sesuatu
dari punggungnya, sesuatu yang nampak pistol kecil.
“Jangan bercanda. Kau bohong kan?” kataku agak
ketakutan melihat wajah serius Erika.
Penasaran apa yg akan terjadi? ikuti ceritanya di part TERAKHIR!!! judul? akan saya rahasiakan! :p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar