"DIAM KAU !!!! Kau tak tahu apa apa tentang persahabatan
kami! lagipula kau terdengar sok bijak! kau hanya mengatakan OMONG KOSONG! aku
lebih memilih mati bersama indra" bentak lia
"tapi kau sendiri yg bilang ingin melanjutkan permainan
ini. ayolah kita harus bergerak, kita tak tahu apa yg akan terjadi ditempat
ini." aku memperingatkan yg lain
"tidak tanpa INDRA!" kata lia sambil menarik mayat
indra
"kamukan perempuan, sini mayat si indra biar aku yg
bawa" aku merayu lia agar dia mau bergerak
"enggak, aku mau indra yg hidup!" kata lia
"yaudah sini! kan indra udah mati, biar aku bawa
mayatnya" aku menawarkan pada lia jasaku
"ENGGAK! SEKALI ENGGAK YA ENGGAK!" bentak lia
kami sebenarnya sudah sangat kesal dan ingin meninggalkan
lia, tapi dia adalah teman dekat kami, kami tak bisa meninggalkannya begitu
saja...
lantai dibawah mayat indra membuka, lia pun terjatuh. namun
saat pintu jebakan itu terbuka secara tiba tiba, divan masih sempat menangkap
lia. sementara mayat indra jatuh ke lubang "tanpa dasar"
sepertinya...
"lepaskan aku! kau membiarkan indra jatuh begitu
saja!" kata lia
"jadi kau benar benar ingin mati? dan menyerah disini
begitu saja? tanpa membuktikan pada indra bahwa kau kuat? kau payah, indra
pasti akan kecewa..." kata divan
"..." kali ini lia hanya terdiam tidak dapat
mengatakan apa apa
"ayolah lia, kami masih membutuhkanmu" kata fia
"han, jangan diam saja bantu aku menarik lia" pinta
divan
"oh, oke siap" aku setuju
dengan bantuan aku, divan berhasil menarik lia keatas
"terimakasih" ucap lia
"sama sama, itulah gunanya teman" kata divan
"ayo kita lanjut" ajakku
masih dibagian yg sama, kami mulai berjalan lagi... dalam
perjalanan kami yg sepi tiba tiba terdengar suara langkah kaki yg sangat banyak
berasal dari belakang kami...
“guys, kayaknya kita harus segera lari deh… aku punya firasat
buruk…” kataku
“kayaknya iya deh, lari yuk!” kata divan setuju
Kamipun berlari, terus berlari hingga kami menemukan gerbang
menuju stage selanjutnya… tunggu…… kubilang gerbang? Yap, kali ini sedikit
berbeda, selanjutnya dalah stage didalam labirin yg berbentuk kota… sial,
labirin… dan sepertinya labirin ini cukup besar… skalanya sama seperti sebuah kota…
baiklah ini stage selanjutnya..
Kami pun masuk kedalam labirin tersebut, sangat besar… kami
terdiam melihat besarnya labirin tersebut… detilnya benar benar sudah seperti
kota… rasa rasanya kami sudah hampir menyerah melihat labirin yg segitu besarnya…
“kalian sepertinya sudah menyerah” terdengar suara dari
pengeras suara
“jangan bilang itu ada-“
“Kembalikan indra!” belum sempat aku menyelesaikan kata
kataku, lia memotongnya…
“sudah kubilang, dia tidak akan kembali!” kata divan
Liapun menangis. namun disaat lia menangis, seseorang
dispeaker tertawa terbahak bahak…
“apa yg lucu hah?” bentak lia
“jika kalian tidak segera lari, kalian akan mati…” kata orang
itu
Semuanya melihat kebelakang dan melihat ratusan, tidak…
ribuan zombie dengan muka yg hancur… kami pun berlari entah kemana… kami benar
benar kehilangan akal sehat sehingga di sebuah persimpangan jalan kami
terpisah… aku kali ini terpisah dari yg lain… karena sudah terpisah dan melihat
zombie sialan itu mengarah pada ku, aku berpikir untuk terus berlari… hingga
akhirnya aku menemukan gerbang menuju stage selanjutnya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar