Jumat, 28 November 2014

Gedung Permainan Part 3



"DIAM KAU !!!! Kau tak tahu apa apa tentang persahabatan kami! lagipula kau terdengar sok bijak! kau hanya mengatakan OMONG KOSONG! aku lebih memilih mati bersama indra" bentak lia

"tapi kau sendiri yg bilang ingin melanjutkan permainan ini. ayolah kita harus bergerak, kita tak tahu apa yg akan terjadi ditempat ini." aku memperingatkan yg lain
"tidak tanpa INDRA!" kata lia sambil menarik mayat indra
"kamukan perempuan, sini mayat si indra biar aku yg bawa" aku merayu lia agar dia mau bergerak
"enggak, aku mau indra yg hidup!" kata lia
"yaudah sini! kan indra udah mati, biar aku bawa mayatnya" aku menawarkan pada lia jasaku
"ENGGAK! SEKALI ENGGAK YA ENGGAK!" bentak lia

kami sebenarnya sudah sangat kesal dan ingin meninggalkan lia, tapi dia adalah teman dekat kami, kami tak bisa meninggalkannya begitu saja...

lantai dibawah mayat indra membuka, lia pun terjatuh. namun saat pintu jebakan itu terbuka secara tiba tiba, divan masih sempat menangkap lia. sementara mayat indra jatuh ke lubang "tanpa dasar" sepertinya...

"lepaskan aku! kau membiarkan indra jatuh begitu saja!" kata lia
"jadi kau benar benar ingin mati? dan menyerah disini begitu saja? tanpa membuktikan pada indra bahwa kau kuat? kau payah, indra pasti akan kecewa..." kata divan
"..." kali ini lia hanya terdiam tidak dapat mengatakan apa apa
"ayolah lia, kami masih membutuhkanmu" kata fia
"han, jangan diam saja bantu aku menarik lia" pinta divan
"oh, oke siap" aku setuju

dengan bantuan aku, divan berhasil menarik lia keatas

"terimakasih" ucap lia
"sama sama, itulah gunanya teman" kata divan
"ayo kita lanjut" ajakku

masih dibagian yg sama, kami mulai berjalan lagi... dalam perjalanan kami yg sepi tiba tiba terdengar suara langkah kaki yg sangat banyak berasal dari belakang kami...

“guys, kayaknya kita harus segera lari deh… aku punya firasat buruk…” kataku
“kayaknya iya deh, lari yuk!” kata divan setuju

Kamipun berlari, terus berlari hingga kami menemukan gerbang menuju stage selanjutnya… tunggu…… kubilang gerbang? Yap, kali ini sedikit berbeda, selanjutnya dalah stage didalam labirin yg berbentuk kota… sial, labirin… dan sepertinya labirin ini cukup besar… skalanya sama seperti sebuah kota… baiklah ini stage selanjutnya..

Kami pun masuk kedalam labirin tersebut, sangat besar… kami terdiam melihat besarnya labirin tersebut… detilnya benar benar sudah seperti kota… rasa rasanya kami sudah hampir menyerah melihat labirin yg segitu besarnya…

“kalian sepertinya sudah menyerah” terdengar suara dari pengeras suara
“jangan bilang itu ada-“
“Kembalikan indra!” belum sempat aku menyelesaikan kata kataku, lia memotongnya…
“sudah kubilang, dia tidak akan kembali!” kata divan

Liapun menangis. namun disaat lia menangis, seseorang dispeaker tertawa terbahak bahak…

“apa yg lucu hah?” bentak lia
“jika kalian tidak segera lari, kalian akan mati…” kata orang itu

Semuanya melihat kebelakang dan melihat ratusan, tidak… ribuan zombie dengan muka yg hancur… kami pun berlari entah kemana… kami benar benar kehilangan akal sehat sehingga di sebuah persimpangan jalan kami terpisah… aku kali ini terpisah dari yg lain… karena sudah terpisah dan melihat zombie sialan itu mengarah pada ku, aku berpikir untuk terus berlari… hingga akhirnya aku menemukan gerbang menuju stage selanjutnya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages