Jumat, 07 November 2014

SEBELUM JAM 12

part 1 "HOLMES"

Terima kasih untuk teman saya yg sudah mengizinkan share cerita ini... tak usah banyak basa basi, ayo kita masuk ke cerita!



14 Desember 2010, malam yang sama seperti malam sebelumnya. Fenomena di mana dunia tertutup oleh bayangan bumi, mengakibatkan cahaya matahari tidak mampu menjangkau bagian gelap bumi. Menutupi kota dengan ilusinya, menyembunyikan berbagai topeng janggal di kegelapannya. Tapi toh selain gelap, malam juga membuat manusia bisa menikmati bulan dan bintang. Juga segala macam puisi romantis.
Hanphoneku berbunyi, kringgg, suara ringtone mesin telepon tua terdengar. Saat itu aku sedang tidur, membiarkan diriku terkulai. Membangunkan diriku dari komik detektif yang sedang kubaca. Menghibur diri dari rutinitas yang melelahkan, berdoa agar keluar rutinitas dalam dunia yang menyebalkan ini. Tapi seperti orang bilang, hati-hatilah dengan harapanmu. Aku berputar di kasurku. Mengambil handphone nokia yang terus berdering dan bergetar.
“Hallo..” kataku.
Sejenak diam, kemudian dia menjawab. Suara bahasa Indonesia dengan aksen eropa timur yang kental. Sedikit serak, namun jelas suara ini adalah suara perempuan. Suaranya perlahan dan dalam seakan menggoda manusia masuk ke dalam jeratannya.
“Hallo mister Holmes, bagaimana kabarmu malam ini.”kata suara itu.
“Ini siapa ya? Salah sambung kali?” tanyaku.
“Tidak.. tentu saja tidak.. aku bahkan seakan bisa melihat anda dari sini mister Holmes, apa kabarnya tokoh utama komik yang baru saja anda baca. Apakah dia bisa menemukan kelompok hitam yang dicari-cari?” suara itu berbicara menggoda.
Aku mengamati lagi komikku dan kemudian mengamati ruangan mencari kamera rahasia yang terpasang di kamarku.
“Tidak ada kamera di sana, walaupun kau mencari.”
“Hei, bagaimana kau bisa tahu?”
“Shhhh... Jangan cepat-cepat Darling! Tidak sopan seorang pria menyuruh seorang nona membuka rahasianya. Cik cik cik. Kau bahkan belum menanyakan aku memakai baju apa?”
Aku menggeram, pasti telepon iseng dari temanku “Lalu apa yang kau inginkan?”
“Apa? Apa maksudmu apa yang kupakai? Nakal. Aku memakai pakaian gaun merah. Gaun merah darah yang sangat menarik. Tapi akan sanagt sulit membukanya. Aku memakai pakaian yang lebih tebal lagi. Pakaianku bernama misteri.” kata suara itu.
Aku tersenyum, nampaknya ini tantangan. “Misteri? Menarik, misteri adalah nama tengahku..”
“Ya, kudengar juga demikian. Aku sering mendengar berbagai kisah mengenai dirimu Sleuthboy. Aku suka cowok pandai. Temuilah diriku, seperti yang kau dengar aku memakai gaun merah.” dia sedikit mendesah jahat menekan pada gaun merah.
“Menemuimu? Sepertinya tawaran dari sang Iblis. Beri aku alasan.” kataku.
“Diriku tentu saja.. tapi jika itu tidak cukup, aku ada hadiah bagus. Di tanganku ada materi-materi sensitif, kau pasti cukup tertarik..” katanya.
Aku diam. Ini bukan main-main. Ini adalah pemerasan. Aku tidak tahu darimana dia mendapat barang-barang itu, tapi yang pasti barang itu asli. Aku tersenyum getir. Separuh lagi karena aku senang, sebuah misteri terbentang di hadapanku. Aku pasti akan menangkap tikus ini. Akan kubuat dia menyesal.
“Jadi dimana kita akan bertemu? Kapan?” tanyaku.
“Ah, aku sangat tidak sabar untuk bertemu anda mister Holmes. Sungguh. Aku ingin kau menemuiku malam ini.”
“Heh gila, kau pikir jam berapa ini?” aku melihat jam di dinding, sekarang pukul setengah sepuluh.
“Masih terlalu cepat untuk tidur bukan? Malam masih panjang untuk kita berdua Darling. Bagaimana, kau mau datang, atau aku harus menikmati malam sendirian lagi. Sendirian dengan teman-teman mayaku yang berada di sana. Untung saja aku punya materi bagus untuk teman-temanku.”
“Oke, aku datang. Dimana?”
“Tidakkah kau ingat bahwa aku ini misteri. Kau harus menemukanku Sleuth-boy.” katanya.
“Darimana aku tahu.” tanyaku.
“Cobalah ke sekolah, Kau akan menemukan petunjuk pertama di sana. Tapi batas waktumu hanya sampai pukul 12 malam mister Holmes. Setelah jam 12 semua berakhir seperti cerita Cinderella, jika kau tiba di sini sebelum saat itu kau menang. Ngomong-ngomong soal Cinderella di depanku ada cake labu. Cepatlah ke sini kau bisa berbagi cake denganku.. Yummy.”
“Bagaimana aku tahu ini bukan jebakan?” tanyaku siapa tahu ada yang dendam padaku.
“Kau tak akan pernah tahu, Wish you on time mister Holmes, You can then study the scarlet of mine, and the cake is not a lie..” Dia meninggalkan ciuman di balik telepon.

Siapa yg menelpon? apa yg sedang terjadi? apakah si "holmes" akan mengikuti arahan si "iblis"? ikuti kelanjutan ceritanya di part 2 "PORIOT"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages