Part 2
"aku ingin berhenti!" kata fia
"ya, lebih baik kita menyerah saja! kita tidak mendapat
keuntungan dari hal ini... tapi kita malah mendapat teror!" aku pertegas
pernyataan fia
"itu lihat! jalan keluar darurat!" tunjuk danindra
"ayo! keluar!" kata ku
"bagaimana dengan indra?" tanya lia
"mungkin dia sudah berada diluar!" kata ku
"baiklah" jawab lia pasrah
kami pun berjalan menuju pintu keluar darurat. namun kami
melihat sepucuk surat yg dituliskan oleh darah (mungkin) dan berisikan
"ini adalah pintu darurat, kalian bisa menyelesaikan
permainan ini melalui pintu ini... TAPI ! setiap orang yg sudah terjebak, bila
kalian melewati pintu ini tak akan pernah KEMBALI !"
itulah yg tertulis di surat itu... lia pun menangis dan
mengatakan untuk terus melanjutkan permainan ini..
"kita harus melanjutkan permainan ini ! indra adalah
sahabat ku ! aku ingin dia tetap ada di sisiku!" kata lia sambil menangis
"tapi mungkin saja itu hanya sebuah gertakan agar kita
melanjutkan permainan?" kata ku
"tapi dia adalah teman kita!" kata danindra
"sudahlah. kita harus menyelamatkan sahabat kita"
kata fia
"baiklah kalau begitu kita lanjut bermain"
kamipun menuju pintu berikutnya. namun tepat sebelum kami
membuka pintu tersebut, ada sebuah layar menyala di pintu tersebut dan melihat
seseorang bertopeng. seperti topeng psikopat. dia pun bertanya pada kami.
"apa kalian ingin melanjutkan permainan ini? resiko ditanggung
sendiri. jika kalian memilih ya, maka akan ku kunci pintu daruratnya."
ancam si topeng
"YA! asalkan teman kami selamat!" bentak lia
"baiklah karena kalian sudah mengatakan ya, maka aku
akan mengunci pintu darurat" kata si topeng.
seketika pintu darurat pun terkunci. semuanya bersiap untuk
masuk kedalam bagian selanjutnya
"baiklah ayo kita masuk" ajakku
"TUNGGU ! sebelum kalian masuk, aku ingin menunjukan
sesuatu pada kalian." kata si topeng
kali ini kami benar benar membuka pintu, keadaan lebih gelap,
lebih suram, dan lebih menegangkan tentunya. kamipun masuk, perlahan tapi pasti
kami menyusuri bagian itu. tiba tiba, lampu menyala sangat terang, kamipun
sedikit silau saat pertama lampu menyala. namun lama lama, kami terbiasa dengan
cahaya yg datang. dalam suasana yg sudah terang itu kami benar benar terkaget,
kami tak percaya dengan apa yg kami lihat. oh ya tuhan mengapa bisa begini?
kami melihat mayat yg sudah terbujur kaku seperti sehabis disiksa. dan yg lebih
mengejutkan lagi, mayat itu adalah mayat teman kami INDRA ! meskipun muka dari
mayat itu sudah tak dapat kami kenali, tanda nama "indra" berada di
dada mayat tersebut. lia pun langsung berlari menuju tubuh indra dan menangisi
tubuhnya itu. sebenarnya bukan hanya lia yg menangis, tapi semuanya menangis
sekarang. termasuk diriku. siapa yg tidak menangis apabila sahabat, apalagi
pasangannya meninggalkan kita? itu merupakan puncak dari kesedihan kami...
mungkin...
kali ini kami benar benar "terjatuh". ya kami sudah
merasa kehilangan teman terbaik kami. kami sudah pasrah untuk bermain permainan
ini, rasanya lebih baik mati, daripada terus tersiksa.
"kawan!" divan berteriak
"apa kalian sedih melihat teman kalian mati didepan
kalian?" lanjut divan
"TENTU SAJA! kau yg tidak begitu dekat indra tidak akan
mengerti perasaan kami!" kata lia marah
"iya divan! kau tak mengetahui apa apa tentang
kami!" bentak danindra
"memang aku tak tahu apa apa tentang kalian, tapi satu
hal yg kutahu, dia mungkin sedang menangisi kalian saat kalian sedang
menangisinya, dia menginginkan kita selamat, aku tahu itu. apa kalian akan
membuat kematiannya sia-sia? apakah kalian akan membuatnya sedih dengan hanya
menangisinya? kalian tidak lebih baik dari sampah, kalian bukan sahabat dari
indra. indra akan kecewa melihat kalian" kata divan
semuanya pun terdiam dan menghapuskan air mata yg ada di pipi
mereka. kecuali lia..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar