Sabtu, 20 Desember 2014

Love Story : Not This Time




KRIIIIIINNNGGGG
            Ugh, sulit juga terbangun di pagi hari jika kita memulai sekolah dari pagi hari. Terlebih lagi, hari ini adalah hari pertama ku sekolah di kelas 8 smp. Rasanya aku hanya ingin terus menyelimuti tubuhku ini dengan selimut kesayanganku yg hangat.
            “Kakak! Cepet bangun! Makanan udah siap di meja! Jangan lupa, hari ini kamu masuk sekolah!” teriak ibuku
            “Iya bu! 5 menit lagi!” Kataku
            “kalo makanannya abis jangan salahin ibu ya!” sepertinya ibuku sedikit mengancamku dengan tidak menyisakan makanan untukku
            Akupun mencoba terbangun dari tempat tidurku yg nyaman. Memang berat rasanya jam 6 pagi kita harus segera menyiapkan segala keperluan untuk sekolah, mulai dari membersikan kamar, mandi, berpakaian, hingga akhirnya kita keluar dari kamar kita lalu makan.
            “Uang sakunya udah ibu simpan di depan TV.” Kata ibuku setelah selesai sarapan
            “Makasih bu, aku berangkat dulu yah!” kataku sambil pamit
            “hati-hati dijalan ya! Terus kalo ada cewe yg menarik, kenalin ke ibu ya!” ibuku memang suka menggodaku. Aku pun hanya bisa berpura-pura tidak mendengar ucapan ibuku dan berangkat kesekolah.
            Aku berangkat kesekolahku dengan berjalan kaki. Bukan karena apa-apa, ini semua karena tak ada kendaraan umum yg melewati rumahku yg langsung menuju kesekolahku. Biasanya aku diantarkan ke sekolahku naik motor oleh ayahku, tapi kali ini dia sedang ada tugas keluar kota dan aku belum boleh membawa motor. Apa daya aku harus jalan kaki. Akupun sampai di sekolah. Sesampainya aku di sekolah aku langsung menuju papan pengumuman untuk melihat kelas mana yg aku dapatkan… dan itu adalah kelas 8J… sial, itu kelas paling ujung dekat wc… memang kelasnya sejuk karena berada dekat sebuah greenhouse. Namun hal yg paling menggangguku adalah murid yg ada dalam daftar murid kelasnya beberapa ada yg bermasalah… aku sedikit kesal karena masuk kelas ini, namun aku tak bisa berbuat apa-apa. Ini sudah keputusan sekolah…
            Aku masuk kedalam kelas baruku. Yah, kelasnya sama seperti kelas biasa lainnya, bangku, meja, papan tulis dan hal hal lain yang biasa kita lihat di dalam sebuah kelas. Aku memimilih duduk di dekat pintu masuk. Bukan apa-apa, tapi memang aku terbiasa duduk di dekat pintu.
Aku bosan, sangat bosan! Tak ada hal yang menarik yg bisa membuatku bersemangat untuk pergi ke sekolah! Hmmm saking bosannya akupun sempat tertidur. Dalam tidurku itu aku terbangun oleh suara seorang wanita. Ahhh, aku tidak yakin kalau dia adalah orang yang cantik. Aku buka mataku dan aku sedikit terkejut bahwa ada wanita secantik dia di kelas 8j ini… dia mungkin adalah wanita tercantik yg pernah kutemui sejauh ini… saking cantiknya aku malah terdiam hingga dia menanyaiku 2 kali.
            “maaf, ini kelas 8j kan?” tanyanya
            “oh, iya. Ini kelas 8j. masuk aja.” Jawabku agak terbata-bata. Dia sedikit melihat keadaan kelas
            “kamu daritadi sendiri disini?” tanyanya lagi
            “uh, iya… dari tadi aku disini sendirian.” Jawabku agak terbata-bata lagi.
            “boleh aku duduk disebelah kamu sebentar? Sampe temen-temenku datang?” tanyanya sambil bergerak ke sampingku
            “uh, silahkan. Gk masalah…” aku mempersilahkannya untuk duduk. Hatiku sepertinya sedikit senang jika dia mau duduk di sebelahku
            “hmmm, hei. Dulu kamu kelas apa?” tanyanya sambil duduk
            “aku dulu kelas 7i, kalo kamu?” giliranku bertanya
            “aku dulu kelas 7b, kamu emang biasa dateng pagi?” dia lagi lagi bertanya
            “mmm, iyasih. Soalnya rumah aku juga agak jauh, jadi…” belum sempat  aku lebih jauh mengobrol dengannya, salah satu temannya datang. Diapun mendatangi temannya dan sebelum dia pergi dia hanya melambaikan tangannya. Akupun hanya bisa membalas lambaian tangannya dengan lambaian tangan. Yah mungkin harus ku akui, dia adalah wanita yg cantik. Tapi tunggu sebentar… sial!!! Aku belum sempat menanyakan namanya!!! Hmmm, yah… tapi nanti juga akan ada perkenalan diri dikelas. Mungkin nanti aku tahu namanya siapa.
            Sekarang sudah jam 6.50. sekarang suasana kelas mulai ramai. Namun, aku hanya berpikir apakah aku bisa menemukan teman dikelas ini. Bel berbunyi, akupun bersiap untuk belajar. Belum ada jadwal belajar yg pasti, sehingga aku hanya menyiapkan buku kosong. Sembari menunggu guru datang, aku hanya mencoret-coret halaman paling belakang buku tulisku. Teman-temanku hanya mengobrol saja bila ku perhatikan, termasuk dia. Dari obrolan yg kudengar, dia bernama a… ah aku tidak mendengarnya begitu jelas. Yg pasti namanya diawali dengan huruf a. dalam kelas ramai itu, tiba tiba seorang guru masuk.
            “selamat pagi semua.” Sapa guru itu
            “selamat pagi pak!” kami menjawab sapaan guru itu
            “perkenalkan, nama saya Agus. Saya disini mengajar pelajaran bahasa indonesia dan juga saya adalah walikelas kelas 8j ini.” Katanya
            “oke, tak kenal maka tak sayang. Mari kita satu per satu berkenalan. Kita mulai sesi perkenalan dari yg dekat ujung pintu.” Dia menunjuk aku. Sial, mengapa harus aku duluan. Aku pun  maju kedepan.
            “silahkan perkenalkan nama, asal kelas, umur dan pelajaran kesukaan.”Katanya.
            “perkenalkan Nama saya Ramdan, Saya berasal dari kelas 7i, umur saya 14 tahun. Salam kenal!” Akupun memperkenalkan diri didepan kelas.
            Akupun duduk kembali dan teman-temanku pun mulai memperkenalkan diri didepan kelas. Ada yg namanua Shonny, Insan, Saputra, dan masih banyak lagi. Dan kini akhirnya giliran wanita yg aku tunggu untuk mengetahui namanya.
            “perkenalkan, nama saya Arisma, saya berasal dari kelas 7b, umur saya 14 tahun. Salam kenal.” Dia memperkenalkan dirinya. Akhirnya aku tahu namanya. Sepertinya aku harus mendapatkannya.
            Belpun berbunyi, Waktunya pulang. Eh? Pulang? Apa yg aku lakukan di sekolah? Haha, itu sangat amat membosankan. Aku yakin kalian tidak ingin mendengarnya. Guru-guru satu persatu memperkenalkan dirinya dikelas. Yah hanya begitu… namun selama guru memperkenalkannya dikelas aku hanya memperhatikan mereka sebentar lalu selanjutnya memperhatikan arisma. Hehe, aku tak tahu aku benar-benar tak bisa berpaling darinya.
            Keesokan harinya aku datang pagi lagi, kali ini sudah ada jadwal pelajaran yg diberikan sekolah di papan pengumuman. Hmmm, sepertinya aku hanya akan menulis jadwal tersebut. Sambil aku menulis jadwal tersebut arisma pun datang.
            “hei! Lagi ngapain?” tanyanya
            “oh, aku lagi nulis jadwal.” Kataku
            “kalo gitu nanti aku liat ya!” pintanya
            “oke, nanti kalo aku udah selesai aku kasih liat” Kataku
            “makasih” senyumnya.
            Wow, dia sangat cantik saat tersenyum, harus kuakui. Senyumnya sangat manis. Akupun hanya bisa terdiam melihat dia berjalan menuju kelas.hmmm, dia benar-benar menyita perhatianku. Akupun lanjut menulis jadwal itu dan setelahnya aku langsung menuju kelas.
            “hei! Nih jadwalnya.” Aku memberikan kertas jadwalku
            “oh, makasih banyak! Kamu baik banget.” Pujinya
            “eh! Iya. Sama-sama. mmm, ohya katanya kalo untuk buku paket pegangannya udah bisa diambl di perpustakaan. Mau ngambil bareng?” ajakku
            “boleh! Ayo nanti istirahat bareng yuk!” dia menerima ajakanku.
            Kamipun sepakat. Dia lanjut menulis jadwal dan aku menunggunya di kursiku. Senang rasanya bisa ke perpustakaan bareng si dia.
            Bel berbunyi, kamipun membereskan buku tulis kami dan bersiap untuk istirahat. Tentunya aku tak akan lupa tentang pergi ke perpustakaan bareng arisma. Haha, aku tak menyangka bisa seperti ini. Akupun menunggunya di depan kelas. Diapun keluar.
“Ayo.” Katanya
            “baiklah.” Kamipun berangkat menuju perpustakaan
Kami sampai di perpustakaan. Kami mulai mencari buku-buku pegangan yg akan digunakan. Kamipun berada di bagian yg sama. Bagian buku matematika. Saat aku mencoba mengambil buku pegangan aku tak sengaja memegang tangannya yg sama-sama ingin mengambil buku matematika. Kami saling bertatapan selama beberapa detik. Meski hanya dalam hitungan detik, rasanya seperti sudah beberapa menit.
            “eh, maaf! Aku gk sengaja.” Aku langsung melepas tangannya
            “uh, iya.. aku juga minta maaf gk liat kamu.” Mukanya memerah.
Kamipun mengambil buku pegangan itu dan mulai mendata buku yg kami pinjamkan. Selanjutanya kami pergi kekelas dan haripun berjalan biasa.
            Esok hari dan selanjutnyapun tetap berjalan seperti biasa. Aku bisa dibilang cukup dekat dengan arisma. Aku ngobrol denganya di pagi hari saat kelas masih kosong. Aku merasa aku akan cukup dekat dengannya. Aku berharap bisa bersama dengannya, namun rasa takut didalam hatiku benar-benar mengganggu. Aku mulai berpikir aku hanya akan sedekat sahabat dengannya. Aku tak tahu apakah dia memiliki perasaan yg sama denganku. Aku hanya bisa mengobrol dan memerhatikannya selama sekolah. Ohya, hari ini aku ada kerja kelompok. Ini merupakan tugas akhir semester dan Akhirnya! Aku bisa datang kerumahnya meskipun bareng dengan temanku yg lain. Setidaknya aku bisa mengetahui rumahnya.
            “Dan, kamu suka sama si arisma?” ceplos temanku yg bernama Risma
            “eh? Kenapa tiba-tiba nanya kayak gitu?” aku bingung
            “enggak keliatan aja. Kamu sering ngeliatin dia terus.” Katanya
            “cieeee, Ramdan sama Risma!”  teriak temanku bernama Ratu. Memang saat itu keadaannya hanya aku dan Risma yg tertinggal dibelakang dan memang, aku dan Risma juga bisa dibilang dekat meskipun tidak sedekat aku dengan Arisma.
            “kayaknya bakal jadian nih!” Ratu terus menggoda aku dan Risma.
Saat aku melihat muka Arisma, betapa aku merasa bersalah. Dia terlihat menyipan amarah didalam raut mukanya. Dia benar-benar terlihat marah. Namun, mungkin hanya aku yg memperhatikannya saat itu.
            “udah ah! Ayo kerja kelompok dulu! Aku sama Risma gk ada apa-apa!” aku mencoba mengelak.
            “iya, ayo keburu sore nanti…” Arisma angkat bicara meskipun tidak dengan nada bicaranya yg biasa.
Kami sampai dirumah Arisma dan mulai mengerjakan tugas seni budaya untuk membuat sebuah miniatur rumah. Kamipun selesai di sore hari dan pulang menuju rumah masing-masing.
            Keesokan harinya aku datang seperti biasa. Pagi hari dimana kelas masih kosong sekalian mengerjakan tugas bahasa indonesia yg sebenarnya tinggal sedikit lagi selesai. Arisma pun masih seperti biasa datang pagi namun… kali ini dia menghiraukanku dan tak perduli denganku. Aku merasa bersalah. Setelah aku menyelesaikan soal terakhir, aku langsung menghampirinya.
            “hei, um…  a…”
            “kenapa?” dia memotong perkataanku sebelum aku selesai.
            “aku tidak ada apa apa dengan Risma.” Kataku
            “tapi mengapa kalian Cuma berdua-duaan?” dia sepertinya benar-benar marah
            “aku sudah bilang, aku tak ada apa apa!” kataku
            “kamu juga bukan siapa-siapanya aku! Mengapa kau menjadi seperti itu!” lanjutku
            “ini semua karena… ka-karena aku suka sama kamu!” dia mengatakan kata yg tak aku duga
            “tapi kamu gk pernah melakukan pergerakan! Kamu lebih memilih diam! Dan kau malah dekat sama temenku yg lain!”  lanjutnya
            “kamu seperti gk mau perhatian ke aku! Aku udah menunggu kamu buat nembak aku! Aku udah mau ngebukain hati aku buat kamu! Tapi kamu gk mau masuk!” dia masih marah
            “dan satu hal lagi Ramdan…” kata Arisma
            “maaf, tapi seseorang sudah memilikiku. Orang yg tentunya lebih peduli dan lebih mencintaiku daripada kamu. Orang yg lebih berani mengungkapkan perasaannya padaku. Bukan seseorang penakut seperti kamu.” Katanya
            Mendengar perkataannya itu. Aku langsung patah hati. Padahal aku sudah mempersiapkan diri untuk menyatakan perasaanku padanya besok. Aku tak bisa berkata apa-apa kecuali “maaf bila telah mengecewakanmu. Semoga  dia bisa membuatmu bahagia.”. mungkin aku sudah benar-benar hancur daridalam.
            Esok hari berjalan seperti biasa. Kami tetap datang pagi namun tak saling menyapa. Kami sudah seperti orang yg tidak saling kenal. Kami hanya melakukan kesibukan masing masing. Aku sudah dalam tahap untuk mencoba melupakannya… yah mungkin Not This Time dan mungkin ada yg bisa menjadi lebih baik darinya… namun sejujurnya…… aku tak bisa mengalihkan pandanganku darinya… haha, aku hanya menjadi pengagum saja sepertinya…

The End

1 komentar:

Pages