KRIIIIIINNNGGGG
Ugh, sulit juga terbangun di pagi
hari jika kita memulai sekolah dari pagi hari. Terlebih lagi, hari ini adalah
hari pertama ku sekolah di kelas 8 smp. Rasanya aku hanya ingin terus
menyelimuti tubuhku ini dengan selimut kesayanganku yg hangat.
“Kakak! Cepet bangun! Makanan udah
siap di meja! Jangan lupa, hari ini kamu masuk sekolah!” teriak ibuku
“Iya bu! 5 menit lagi!” Kataku
“kalo makanannya abis jangan salahin
ibu ya!” sepertinya ibuku sedikit mengancamku dengan tidak menyisakan makanan
untukku
Akupun mencoba terbangun dari tempat
tidurku yg nyaman. Memang berat rasanya jam 6 pagi kita harus segera menyiapkan
segala keperluan untuk sekolah, mulai dari membersikan kamar, mandi,
berpakaian, hingga akhirnya kita keluar dari kamar kita lalu makan.
“Uang sakunya udah ibu simpan di
depan TV.” Kata ibuku setelah selesai sarapan
“Makasih bu, aku berangkat dulu
yah!” kataku sambil pamit
“hati-hati dijalan ya! Terus kalo
ada cewe yg menarik, kenalin ke ibu ya!” ibuku memang suka menggodaku. Aku pun
hanya bisa berpura-pura tidak mendengar ucapan ibuku dan berangkat kesekolah.
Aku berangkat kesekolahku dengan
berjalan kaki. Bukan karena apa-apa, ini semua karena tak ada kendaraan umum yg
melewati rumahku yg langsung menuju kesekolahku. Biasanya aku diantarkan ke
sekolahku naik motor oleh ayahku, tapi kali ini dia sedang ada tugas keluar
kota dan aku belum boleh membawa motor. Apa daya aku harus jalan kaki. Akupun
sampai di sekolah. Sesampainya aku di sekolah aku langsung menuju papan
pengumuman untuk melihat kelas mana yg aku dapatkan… dan itu adalah kelas 8J…
sial, itu kelas paling ujung dekat wc… memang kelasnya sejuk karena berada
dekat sebuah greenhouse. Namun hal yg paling menggangguku adalah murid yg ada dalam
daftar murid kelasnya beberapa ada yg bermasalah… aku sedikit kesal karena
masuk kelas ini, namun aku tak bisa berbuat apa-apa. Ini sudah keputusan
sekolah…
Aku masuk kedalam kelas baruku. Yah,
kelasnya sama seperti kelas biasa lainnya, bangku, meja, papan tulis dan hal
hal lain yang biasa kita lihat di dalam sebuah kelas. Aku memimilih duduk di
dekat pintu masuk. Bukan apa-apa, tapi memang aku terbiasa duduk di dekat
pintu.
Aku
bosan, sangat bosan! Tak ada hal yang menarik yg bisa membuatku bersemangat
untuk pergi ke sekolah! Hmmm saking bosannya akupun sempat tertidur. Dalam
tidurku itu aku terbangun oleh suara seorang wanita. Ahhh, aku tidak yakin
kalau dia adalah orang yang cantik. Aku buka mataku dan aku sedikit terkejut
bahwa ada wanita secantik dia di kelas 8j ini… dia mungkin adalah wanita
tercantik yg pernah kutemui sejauh ini… saking cantiknya aku malah terdiam
hingga dia menanyaiku 2 kali.
“maaf, ini kelas 8j kan?” tanyanya
“oh, iya. Ini kelas 8j. masuk aja.”
Jawabku agak terbata-bata. Dia sedikit melihat keadaan kelas
“kamu daritadi sendiri disini?”
tanyanya lagi
“uh, iya… dari tadi aku disini
sendirian.” Jawabku agak terbata-bata lagi.
“boleh aku duduk disebelah kamu
sebentar? Sampe temen-temenku datang?” tanyanya sambil bergerak ke sampingku
“uh, silahkan. Gk masalah…” aku
mempersilahkannya untuk duduk. Hatiku sepertinya sedikit senang jika dia mau
duduk di sebelahku
“hmmm, hei. Dulu kamu kelas apa?”
tanyanya sambil duduk
“aku dulu kelas 7i, kalo kamu?”
giliranku bertanya
“aku dulu kelas 7b, kamu emang biasa
dateng pagi?” dia lagi lagi bertanya
“mmm, iyasih. Soalnya rumah aku juga
agak jauh, jadi…” belum sempat aku lebih
jauh mengobrol dengannya, salah satu temannya datang. Diapun mendatangi
temannya dan sebelum dia pergi dia hanya melambaikan tangannya. Akupun hanya
bisa membalas lambaian tangannya dengan lambaian tangan. Yah mungkin harus ku
akui, dia adalah wanita yg cantik. Tapi tunggu sebentar… sial!!! Aku belum
sempat menanyakan namanya!!! Hmmm, yah… tapi nanti juga akan ada perkenalan
diri dikelas. Mungkin nanti aku tahu namanya siapa.
Sekarang sudah jam 6.50. sekarang
suasana kelas mulai ramai. Namun, aku hanya berpikir apakah aku bisa menemukan
teman dikelas ini. Bel berbunyi, akupun bersiap untuk belajar. Belum ada jadwal
belajar yg pasti, sehingga aku hanya menyiapkan buku kosong. Sembari menunggu
guru datang, aku hanya mencoret-coret halaman paling belakang buku tulisku.
Teman-temanku hanya mengobrol saja bila ku perhatikan, termasuk dia. Dari
obrolan yg kudengar, dia bernama a… ah aku tidak mendengarnya begitu jelas. Yg
pasti namanya diawali dengan huruf a. dalam kelas ramai itu, tiba tiba seorang
guru masuk.
“selamat pagi semua.” Sapa guru itu
“selamat pagi pak!” kami menjawab
sapaan guru itu
“perkenalkan, nama saya Agus. Saya
disini mengajar pelajaran bahasa indonesia dan juga saya adalah walikelas kelas
8j ini.” Katanya
“oke, tak kenal maka tak sayang.
Mari kita satu per satu berkenalan. Kita mulai sesi perkenalan dari yg dekat
ujung pintu.” Dia menunjuk aku. Sial, mengapa harus aku duluan. Aku pun maju kedepan.
“silahkan perkenalkan nama, asal
kelas, umur dan pelajaran kesukaan.”Katanya.
“perkenalkan Nama saya Ramdan, Saya
berasal dari kelas 7i, umur saya 14 tahun. Salam kenal!” Akupun memperkenalkan
diri didepan kelas.
Akupun duduk kembali dan
teman-temanku pun mulai memperkenalkan diri didepan kelas. Ada yg namanua
Shonny, Insan, Saputra, dan masih banyak lagi. Dan kini akhirnya giliran wanita
yg aku tunggu untuk mengetahui namanya.
“perkenalkan, nama saya Arisma, saya
berasal dari kelas 7b, umur saya 14 tahun. Salam kenal.” Dia memperkenalkan
dirinya. Akhirnya aku tahu namanya. Sepertinya aku harus mendapatkannya.
Belpun berbunyi, Waktunya pulang.
Eh? Pulang? Apa yg aku lakukan di sekolah? Haha, itu sangat amat membosankan.
Aku yakin kalian tidak ingin mendengarnya. Guru-guru satu persatu
memperkenalkan dirinya dikelas. Yah hanya begitu… namun selama guru
memperkenalkannya dikelas aku hanya memperhatikan mereka sebentar lalu
selanjutnya memperhatikan arisma. Hehe, aku tak tahu aku benar-benar tak bisa
berpaling darinya.
Keesokan harinya aku datang pagi
lagi, kali ini sudah ada jadwal pelajaran yg diberikan sekolah di papan pengumuman.
Hmmm, sepertinya aku hanya akan menulis jadwal tersebut. Sambil aku menulis
jadwal tersebut arisma pun datang.
“hei! Lagi ngapain?” tanyanya
“oh, aku lagi nulis jadwal.” Kataku
“kalo gitu nanti aku liat ya!”
pintanya
“oke, nanti kalo aku udah selesai
aku kasih liat” Kataku
“makasih” senyumnya.
Wow, dia sangat cantik saat
tersenyum, harus kuakui. Senyumnya sangat manis. Akupun hanya bisa terdiam
melihat dia berjalan menuju kelas.hmmm, dia benar-benar menyita perhatianku.
Akupun lanjut menulis jadwal itu dan setelahnya aku langsung menuju kelas.
“hei! Nih jadwalnya.” Aku memberikan
kertas jadwalku
“oh, makasih banyak! Kamu baik
banget.” Pujinya
“eh! Iya. Sama-sama. mmm, ohya
katanya kalo untuk buku paket pegangannya udah bisa diambl di perpustakaan. Mau
ngambil bareng?” ajakku
“boleh! Ayo nanti istirahat bareng
yuk!” dia menerima ajakanku.
Kamipun sepakat. Dia lanjut menulis
jadwal dan aku menunggunya di kursiku. Senang rasanya bisa ke perpustakaan
bareng si dia.
Bel berbunyi, kamipun membereskan
buku tulis kami dan bersiap untuk istirahat. Tentunya aku tak akan lupa tentang
pergi ke perpustakaan bareng arisma. Haha, aku tak menyangka bisa seperti ini.
Akupun menunggunya di depan kelas. Diapun keluar.
“Ayo.”
Katanya
“baiklah.” Kamipun berangkat menuju
perpustakaan
Kami
sampai di perpustakaan. Kami mulai mencari buku-buku pegangan yg akan
digunakan. Kamipun berada di bagian yg sama. Bagian buku matematika. Saat aku
mencoba mengambil buku pegangan aku tak sengaja memegang tangannya yg sama-sama
ingin mengambil buku matematika. Kami saling bertatapan selama beberapa detik.
Meski hanya dalam hitungan detik, rasanya seperti sudah beberapa menit.
“eh, maaf! Aku gk sengaja.” Aku
langsung melepas tangannya
“uh, iya.. aku juga minta maaf gk liat
kamu.” Mukanya memerah.
Kamipun
mengambil buku pegangan itu dan mulai mendata buku yg kami pinjamkan.
Selanjutanya kami pergi kekelas dan haripun berjalan biasa.
Esok hari dan selanjutnyapun tetap
berjalan seperti biasa. Aku bisa dibilang cukup dekat dengan arisma. Aku
ngobrol denganya di pagi hari saat kelas masih kosong. Aku merasa aku akan
cukup dekat dengannya. Aku berharap bisa bersama dengannya, namun rasa takut
didalam hatiku benar-benar mengganggu. Aku mulai berpikir aku hanya akan
sedekat sahabat dengannya. Aku tak tahu apakah dia memiliki perasaan yg sama
denganku. Aku hanya bisa mengobrol dan memerhatikannya selama sekolah. Ohya,
hari ini aku ada kerja kelompok. Ini merupakan tugas akhir semester dan
Akhirnya! Aku bisa datang kerumahnya meskipun bareng dengan temanku yg lain.
Setidaknya aku bisa mengetahui rumahnya.
“Dan, kamu suka sama si arisma?”
ceplos temanku yg bernama Risma
“eh? Kenapa tiba-tiba nanya kayak
gitu?” aku bingung
“enggak keliatan aja. Kamu sering
ngeliatin dia terus.” Katanya
“cieeee, Ramdan sama Risma!” teriak temanku bernama Ratu. Memang saat itu
keadaannya hanya aku dan Risma yg tertinggal dibelakang dan memang, aku dan
Risma juga bisa dibilang dekat meskipun tidak sedekat aku dengan Arisma.
“kayaknya bakal jadian nih!” Ratu
terus menggoda aku dan Risma.
Saat aku
melihat muka Arisma, betapa aku merasa bersalah. Dia terlihat menyipan amarah
didalam raut mukanya. Dia benar-benar terlihat marah. Namun, mungkin hanya aku
yg memperhatikannya saat itu.
“udah ah! Ayo kerja kelompok dulu!
Aku sama Risma gk ada apa-apa!” aku mencoba mengelak.
“iya, ayo keburu sore nanti…” Arisma
angkat bicara meskipun tidak dengan nada bicaranya yg biasa.
Kami
sampai dirumah Arisma dan mulai mengerjakan tugas seni budaya untuk membuat
sebuah miniatur rumah. Kamipun selesai di sore hari dan pulang menuju rumah
masing-masing.
Keesokan harinya aku datang seperti
biasa. Pagi hari dimana kelas masih kosong sekalian mengerjakan tugas bahasa
indonesia yg sebenarnya tinggal sedikit lagi selesai. Arisma pun masih seperti
biasa datang pagi namun… kali ini dia menghiraukanku dan tak perduli denganku.
Aku merasa bersalah. Setelah aku menyelesaikan soal terakhir, aku langsung
menghampirinya.
“hei, um… a…”
“kenapa?” dia memotong perkataanku
sebelum aku selesai.
“aku tidak ada apa apa dengan
Risma.” Kataku
“tapi mengapa kalian Cuma
berdua-duaan?” dia sepertinya benar-benar marah
“aku sudah bilang, aku tak ada apa
apa!” kataku
“kamu juga bukan siapa-siapanya aku!
Mengapa kau menjadi seperti itu!” lanjutku
“ini semua karena… ka-karena aku
suka sama kamu!” dia mengatakan kata yg tak aku duga
“tapi kamu gk pernah melakukan
pergerakan! Kamu lebih memilih diam! Dan kau malah dekat sama temenku yg
lain!” lanjutnya
“kamu seperti gk mau perhatian ke
aku! Aku udah menunggu kamu buat nembak aku! Aku udah mau ngebukain hati aku
buat kamu! Tapi kamu gk mau masuk!” dia masih marah
“dan satu hal lagi Ramdan…” kata Arisma
“maaf, tapi seseorang sudah
memilikiku. Orang yg tentunya lebih peduli dan lebih mencintaiku daripada kamu.
Orang yg lebih berani mengungkapkan perasaannya padaku. Bukan seseorang penakut
seperti kamu.” Katanya
Mendengar perkataannya itu. Aku langsung
patah hati. Padahal aku sudah mempersiapkan diri untuk menyatakan perasaanku
padanya besok. Aku tak bisa berkata apa-apa kecuali “maaf bila telah
mengecewakanmu. Semoga dia bisa
membuatmu bahagia.”. mungkin aku sudah benar-benar hancur daridalam.
Esok hari berjalan seperti biasa.
Kami tetap datang pagi namun tak saling menyapa. Kami sudah seperti orang yg
tidak saling kenal. Kami hanya melakukan kesibukan masing masing. Aku sudah
dalam tahap untuk mencoba melupakannya… yah mungkin Not This Time dan mungkin
ada yg bisa menjadi lebih baik darinya… namun sejujurnya…… aku tak bisa mengalihkan
pandanganku darinya… haha, aku hanya menjadi pengagum saja sepertinya…
The End
Ceritanya inspirasi ya kang :v
BalasHapus